Semua orang pasti punya masalah. Tapi tidak semua orang bisa mengerti
hikmah dibaliknya. Tuhan Maha Baik. Aku sadar, aku terlalu banyak meminta
hingga lupa aku menyadari apa yang sudah aku miliki. Aku terlalu banyak
menuntut hingga lupa aku bersyukur.
Saat aku punya pacar dulu, aku selalu berdoa semoga dia adalah jodohku
yang kau ridhoi. Namun, takdir berkata lain, 7 setengah tahun perjalanan yang
aku lalui dengannya kandas begitu saja, dtinggalkan untuk perempuan lain. Tapi,
aku lupa, kalau Tuhan memang tidak merestui hal yang aku jalani itu.
Saat itu, rasanya aku hanya ngedumel sama Tuhan. “Tuhan kenapa kok
jahat banget? Kok dia lebih perempuan lain? Kok dia ninggalin aku? Kok Tuhan
tega bikin aku sakit hati?” dan sejuta tanya lainnya aku serahkan pada Tuhan.
Tapi, lagi-lagi aku lupa, bahwa Tuhan menyimpan sekian banyak makna dibaliknya.
Aku sadar, aku selalu telat bahkan lalai ketika waktu perjanjian kita
telah tiba. Sedangkan, Engkau selalu tepat waktu disetiap hal apapun untukku.
Bahkan, Engkaulah yang selalu ada dan setia mendengarkan segala drama hidupku.
Di saat, orang rumah dan teman-teman terdekat tidak ada yang bisa mengerti.
Saat aku pertama kalinya bekerja di sebuah perusahaan, lagi-lagi aku
mengeluh. “Tuhan, aku gak dihargai. Gajiku kecil sekali, masa sama seperti hmm.” Aku malu Tuhan, aku selalu mengeluh dan merengek. Semoga Engkau tidak
bosan mendengarkan celotehanku.
Aku selalu berdoa untuk mendapatkan pekerjaan yang lingkungan kerjanya lebih nyaman, teman-teman yang baik, gaji yang besar.
Hingga saat ini, Tuhan izinkan aku bekerja kembali. Meski, dengan gaji
yang justru lebih rendah dari sebelumnya. Ujian pun datang lagi menghampiri.
Mengeluh lagi. Tapi, Alhamdulillah, Tuhan mengirimkan malaikat-malaikat
kecilnya. Mereka yang selalu menyemangatiku. “rezeki gak hanya materi. Teman
baik itu juga rezeki loh.” “Disyukuri.. Alhamdulillah masih sehat, keluarga dan
teman-teman terdekat sehat.” “Alhamdulillah, udah dapat kesibukkan. Tinggal
berusaha yang terbaik. Yang penting untuk menjemput Ridho Allah.”
Iya, betul! Kita memang butuh uang. Tapi uang bukanlah segala-galanya. Alhamdulillah, ternyata Tuhan mengabulkan doa-doaku yang lain. Di kantorku saat ini, lingkungannya nyaman, teman-teman soleh dan solehah yang baik-baik, selalu bersama-sama menuju kebaikan. Dan, Alhamdulillah aku banyak dapat ilmu yang bisa mengembangkan kemampuanku.
Tuhan… terima kasih banyak… Maafkan aku yang masih suka mengeluh. Dan, aku sadar, sejatinya aku tidak mempunyai apa-apa. Semua hanya pinjaman,
hanya titipan dari Mu Ya Tuhan.
Karena aku mencintai yang sewaktu-waktu pergi, yang
sewaktu-waktu diambil.
Karena aku mencintai yang sewaktu-waktu mati, yang
sewaktu-waktu harus hilang. Aku belajar tentang kesendirian. Betapa hidup dalam
diri sendiri begitu meresahkan.
Aku belajar bagaimana membuat hari-hari terasa lebih
lapang. Selalu siap dengan kehilangan. Selalu siap dengan kepergian.
Aku khawatir bila aku mencintaimu tidak dengan
petunjuk-Nya. Aku takut ketika mencintaimu justru mengundang murka-Nya. Aku
sudah berusaha sebaik-baiknya menjaga diri.
Karena, aku sadar. Cinta tak selalu bisa membuat orang
berbunga-bunga. Banyak yang mengurung dirinya dalam pikirannya sendiri. Sibuk
berandai-andai, lalu patah hati. Sibuk berharap, lalu seolah-olah semuanya
menjadi gelap. Cinta tak selalu memberikan ketenangan, sebab tak semua mengerti
bagaimana menyikapi perasaannya sendiri.
Biarkan aku diam. Karena diam adalah bahasa yang hanya dipahami
oleh diri sendiri dan Tuhan. Karena diam adalah bahasa yang selama ini
disampaikan bumi kepada langit. Hujan kepada tanah. Angin kepada pucuk-pucuk
bunga.
Sebab alam mengajarkan cinta dalam diamnya. Memelihara
cinta dalam diamnya. Memanjatkan cinta dalam bahasanya. Sebab semesta
mengajarkan kasih sayang dalam diamnya. Mengajarkan keindahan dalam heningya.
Dan ketenangan selalu berhubungan dengan keheningan
Tidak perlu banyak bicara dan banyak tingkah untuk
mengungkapan bahasa ini. Sebab, telah aku tahu bahwa meski diam. Tuhan tidak
akan diam saja.
(Terima kasih Suara Cerita, untuk segala cerita motivasinya)
Egois namanya, kalau aku minta ingin selalu diberikan yang terbaik.
Sedangkan aku gak berusaha apa-apa untuk mendapatkannya. Aku masih jauh dari sempurna untuk mencintaimu, tapi aku akan selalu terus berusaha.
Tuhan, Engkau baik sekali. Kau menghadirkan banyak hikmah indah dibalik
kesedihanku saat itu.
Semoga cerita singkatku ini bisa memberikan dampak positif buat kalian
yang membaca. Semoga kita semua didekatkan dengan rasa sabar, ikhlas dan syukur pada-Nya aamiin :)
No comments:
Post a Comment